Kabar-online, Manado- Setiap tahapan terkait kesiapan logistik pemilu perlu diawasi ketat.
Hal ini disampaikan Koordinator divisi pengawasan, hubungan masyarakat dan hubungan antara lembaga Bawaslu Kota Manado, Abdul Gafur Subaer dalam Rapat Fasilitasi Teknis Penanganan Pelanggaran Tahapan Pengadaan dan Distribusi Logistik, Senin (20/11/2023) di Hotel Quality Manado.
Dia menerangkan setelah pemgiriman logistik dari pusat ke daerah terkirim secara utuh, kemudian akan masuk dalam pengelolaan logistik.
Pertama yang perlu menjadi perhatian yakni dalam pelaksanaan sortir dan pelipatan kertas suara.
Gafur menyebut peran pers penting dalam tahapan ini. Dimana pihak pers dalam tugas tupoksinya dapat meminta data-data terkait kebutuhan informasi kepada masyarakat. Diantaranya berapa banyak surat suara yang rusak setelah disortir, juga siapa saja yang terlibat atau yang melakukan pelipatan surat suara. Selain itu ketersediaan CCTV juga penting dalam proses pengawasan di gudang logistik.
Dia menegaskan proses dan tahapan pemilu harus dilakukan secara terbuka
“Pemilu harus terbuka di dalamnya tahapan pengadaan dan distribusi logistik,” tegas Gafur.
Pengawasan juga harus terus berjalan dalam tahapan distribusi dari gudang sampai ke TPS serta pengawasan logistik pasca pemungutan suara.
Koordinator Divisi penanganan pelanggaran dan penyelesaian sengketa Bawaslu Kota Manado, Heard Runtuwene mengungkapkan untuk total anggaran logistik pemilu tahun 2024 di semua daerah menyentuh angka 70,5 triliun. Angka ini bisa bertambah jika pemilihan Presiden berlanjut sampai putaran kedua.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber. Yang pertama Victory Rotty mengangkat tentang peran pengawas pemilu dalam tahapan pengadaan logistik pada pemilu serentak tahun 2024.
“Tugas pengawas pemilu meliputi mengawasi pemenuhan persyaratan dokumen, pengadaan logistik, penyimpanan dan distribusi. Mereka juga harus memastikan kesesuaian dengan jadwal yang ditentukan,” jelasnya.
Rotty juga mengungkapkan secara garis besar ada tiga hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam pengawasan.
Pertama keterbatasan sumber daya. Dimana pengawas pemilu sering menghadapi keterbatasan sumber daya manusia, keuangan dan teknologi dalam melakukan pengawasan yang efektif.
Kedua teknik manipulasi. Dia menuturkan pihak-pihak yang tidak jujur dapat menggunakan teknik manipulasi dan penipuan untuk menghindari pengawasan yang ketat.
Ketiga pengawas pemilu sering diperhadapkan pada ancaman dan intimidasi yang menghambat upaya pengawasan.
Narasumber kedua, Jusuf Wowor mengatakan logistik pemilu harus tepat jenis. Jenis logistik tersedia sesuai dengan jenis barang yang dibutuhkan. Tepat jumlah, logistik tersedia sesuai jumlah yang diperlukan. Tepat kualitas, kualitas logistik sesuai dengan standard mutu yang ditetapkan. Tepat waktu, logistik diterima tepat waktu (H-1 sebelum pemungutan suara). Tepat sasaran, logistik tersedia sesuai kebutuhan, tidak salah alamat. Serta tepat biaya, logistik tersedia dengan anggaran yang efisien.
Selain itu gudang logistik juga harus tempat yang representatif. Dia mengapresiasi gudang logistik yang digunakan sekarang, tepatnya di Auditorium Politeknik Negeri Manado.
Pasalnya tempat yang representatif akan mempermudah tahapan pengelolaan dan pendistribusian logistik pemilu.
Redaksi