Kabar-online, Manado- Badan Pengawas Pemilu Kota Manado terus melakukan evaluasi guna kemajuan demokrasi di ibu kota Provinsi Sulawesi Utara kedepannya.
Salah satunya dengan melaksanakan kegiatan Penguatan Kelembagaan yang mengangkat tema Sinergitas Bawaslu Bersama Pemangku Kepentingan Dalam Memperkuat Demokrasi di Kota Manado.
Agenda ini digelar Sabtu (11/10/2025) dengan menghadirkan tiga narasumber skala nasional.
Ketua Bawaslu Kota Manado, Briliant Maengko dalam sambutannya membuka kegiatan menekankan pentingnya sinergitas dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas. Termasuk pengawasan partisipatif dari masyarakat.
Maengko menuturkan ada empat tantangan besar dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia. Politik uang, politik identitas, disinformasi atau hoax, serta minimnya partisipasi masyarakat.
Dia berharap lewat kegiatan ini akan ada masukan-masukan yang penting untuk disampaikan kepada Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara dan Bawaslu RI.
Ketua Umum Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Dr Alfitra Salam, APU, selaku salah satu narasumber memberikan pandangan objektif kaitan dengan penyelenggaraan pemilu tahun 2024.
Dia menilai pemilu tahun 2024 terburuk dibanding pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Merujuk pada berbagai pelanggaran pemilu yang terjadi.
Alfitra mengangkat isu menarik dalam pesta demokrasi di Indonesia. Budaya pengawasan dinilai belum terbentuk dalam masyarakat. Pengetahuan masyarakat tentang tata kelola pengawasan pun belum optimal.
Selain itu sebagian besar masyarakat sudah terlibat dalam peserta pemilu. Entah itu saudara dari caleg, kerabat pejabat hingga tim sukses.
Sementara itu sumber daya manusia (SDM) Bawaslu juga dianggap belum optimal. Karena jumlah personil yang kurang sementara wilayah kerjanya cukup besar.
Ketidakjelasan legal standing masyarakat dalam pengawasan juga menjadi sorotan.
Salam juga memaparkan garis besar budaya pengawasan dalam masyarakat. Dimana kesadaran politik masyarakat masih kurang. Sikap apatis hingga gerakan pengawasan partisipatif yang belum terbentuk.
Sehingga itu, menurutnya Bawaslu perlu membangun literasi pendidikan pengawasan pemilu masyarakat. Di dalamnya gerakan kesadaran pengawasan partisipatif.
Penting juga memperbaiki akses dan pengetahuan masyarakat untuk melapor. Serta memanfaatkan penggunaan teknologi dalam penyebaran informasi terkait pengawasan pemilu.
Dua narasumber lain selanjutnya menyampaikan materi via zoom meeting.
Hadir dalam kegiatan ini, anggota Bawaslu Kota Manado, Heard Runtuwene dan Abdul Gafur Subaer serta jajaran sekretariat.
Sebagai peserta perwakilan partai politik, organisasi kepemudaan dan insan pers.
Redaksi