Kabar-online, Nasional- Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga mendampingi Menko Marinvest Luhut Binsar Panjaitan memimpin delegasi pemerintah Republik Indonesia dalam pertemuan bilateral dengan delegasi pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi, bertempat di kawasan Danau Toba, Parapat, Sumatera Utara, Selasa (12/1).
Dalam pertemuan ini, Wamendag turut membahas tentang ekspor produk Indonesia.
“Pertemuan dengan delegasi Pemerintah RRT berjalan dengan baik dan kami menyampaikan beberapa hambatan perdagangan produk Indonesia untuk masuk pasar RRT serta kelanjutan dari perjanjian perdagangan yang sudah ada dengan RRT, dalam rangka bilateral maupun multilateral”, disampaikan Wamendag Jerry.
Pemerintah RI menyampaikan kepada Pemerintah RRT untuk membuka akses pasar lebih luas untuk produk-produk Indonesia antara lain porang (Konjac Chips), buah Nanas segar, sarang burung Walet (SBW), hewan akuatik hidup (konsumsi manusia, hias, dan breeding), dan hewan akuatik beku.
Dalam hal perdagangan burung wallet, Indonesia adalah negara eksportir utama ke RRT dengan pangsa pasar sebesar 75,3 persen. Secara keseluruhan Nilai impor SBW RRT dari Indonesia periode Januari-November 2020 mencapai USD 350,93 juta, meningkat sebesar 88,6 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 186,07 juta. Potensi SBW Indonesia ke China masih sangat besar jika hambatan yang ada selama ini bisa dihilangkan.
“Kami berharap di tahun 2021 Pemerintah RRT bisa membuka akses lebih luas bagi produk sarang burung walet dan buah nanas Indonesia untuk memenuhi permintaan masyarakat Tiongkok yang cukup tinggi”, lanjut Jerry.
Terkait dengan kerja sama perdagangan, Indonesia dan RRT sepakat untuk membentuk Working Group on Trade (WGT) untuk menjalin dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara. Sedangkan dalam konteks Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang telah ditandatangani pada 15 November 2020, kedua negara sepakat untuk saling membantu memanfaatkan peluang untuk meningkatkan volume perdagangan.
Tiongkok adalah mitra penting perdagangan Indonesia. Pada tahun 2019, Tiongkok adalah mitra dagang terbesar disusul Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 2020, di tengah pandemi, total nilai perdagangan Indonesia-RRT periode Januari hingga November 2020 mencapai USD 63,39 miliar. Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke RRT periode yang sama mencapai USD 26,61 miliar atau meningkat 12,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 dengan nilai USD 23,59 miliar.
Komoditas utama yang ekspor nonmigas ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi/baja, minyak kelapa sawit, dan batubara.
Dalam masa pandemi Indonesia dan RRT juga bekerja sama dalam melakukan mitigasi kesehatan dan ekonomi, termasuk dalam pengadaan vaksin. Biopharma saat ini bekerja sama dengan Sinovac untuk mengadakan vaksin yang mulai diberikan pada rabu ini. Sedangkan dalam perdagangan, Indonesia dan RRT tetap menjaga arus barang dan jasa sebagai bagian dari mitigasi ekonomi. Tetap berjalannya arus perdagangan ini sesuai dengan seruan Indonesia di berbagai forum internasional agar dalam masa pandemi, sistem yang terbuka tetap dipertahankan sehingga semua negara bisa berkolaborasi dalam mengatasi pandemi.
Redaksi/Kemendag RI