Kabar-online, Manado- Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara menjadi tuan rumah agenda bertaraf internasional bertajuk Konferensi Internasional Terumbu Karang Lestari (International Conference on Sustainable Coral Reefs/ICSCR). Kegiatan ini dibuka Irjen. Pol. Drs. Victor Gustaf Manoppo, M.H. selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Jumat (13/12/2024) di Grand Kawanua Convention Center, Manado.
Hadir lebih dari 700 ilmuwan dari 22 negara untuk berbagi inovasi dan solusi demi pelestarian terumbu karang yang menjadi sumber penghasilan perikanan dan ketahanan pangan global.
Irjen. Pol. Drs. Victor Gustaf Manoppo dalam sesi wawancara mengatakan ada 5 program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, didalamnya memperluas kawasan konservasi.
“Salah satu bagian penting yang akan kita selamatkan adalah terumbu karang ini,” jelasnya.
Dia menyebut agenda internasional ini menjadi momentum untuk tetap menjaga kolaborasi internasional.
“Bagaimana laut Indonesia ini bukan hanya tangguungjawab masyarakat Indonesia tetapi tanggungjawab seluruh dunia,” ujar Manoppo.
Sementara itu, Executive Director of CTI-CFF Regional Secretariat, Dr. Frank Keith Griffin menekankan pentingnya mempromosikan Coral Triangle dengan menunjukkan kepada dunia pentingnya ekosistem terumbu karang di wilayah kita dan perannya bagi masyarakat.
“Konferensi internasional ini menjadi platform untuk meningkatkan kesadaran global, termasuk mereka di luar wilayah Coral Triangle, tentang nilai ekosistem ini bagi keberlanjutan hidup banyak orang, baik di dalam maupun luar wilayah Coral Triangle,” tutur dia.
Kadis Kelautan dan Perikanan Sulut, Tinneke Adam, yang mewakili dan membacakan sambutan Gubernur Sulawesi Utara, Prof DR (HC) Olly Dondokambey menyambut para peserta dari dalam negeri maupun mancanegara dalam kegiatan yang akan berlangsung hingga 15 Desember 2024 tersebut.
Dia menyebut keberadaan terumbu karang tidak hanya menjadi anugerah bagi biodiversitas laut, tetapi juga merupakan sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat pesisir. Namun, ancaman perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi berlebihan terus mengintai kelestarian ekosistem ini. Karena itu, konferensi ini adalah momentum strategis untuk menyatukan langkah, berbagi pengetahuan, dan memperkuat kolaborasi lintas negara demi pelestarian terumbu karang secara berkelanjutan.
“Sebagai bagian dari pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia, Indonesia, khususnya Sulawesi Utara, memiliki tanggung jawab besar. Dengan kekayaan terumbu karang yang mencakup 40.000 kmĀ², kita harus menjadi teladan dalam melindungi ekosistem laut melalui pendekatan berbasis sains dan pemberdayaan masyarakat lokal,” ucap dia.
Konferensi ini membahas 13 topik penting yang mencakup inovasi sains, pemberdayaan masyarakat, adaptasi perubahan iklim, hingga strategi pembiayaan berkelanjutan. Gubernur percaya, diskusi-diskusi selama konferensi ini akan menghasilkan solusi nyata untuk mengatasi tantangan global yang kita hadapi bersama.
“Saya juga mengapresiasi kehadiran para ahli, peneliti, dan pembuat kebijakan yang telah memberikan kontribusi signifikan. Kerja keras saudara-saudara adalah fondasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana terumbu karang tetap menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang,” katanya.
Redaksi