Kabar-online, Tondano- Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Prof DR (Hc) Olly Dondokambey, hadir dalam Ibadah Syukur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Kerukunan Keluarga Pendeta dan Guru Agama (KKPGA) GMIM Rayon Minahasa, di Gedung Wale Ne Tou Minahasa Tondano, Selasa (09/01/2024).
Pada kesempatan ini, Gubernur Olly menyerahkan jaminan asuransi lewat Perlindungan Pekerja Sosial Keagamaan (Perkasa) sebagai program Pemprov Sulut yang dipelopori OD-SK bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Program Perkasa kembali dilanjutkan di tahun 2024. Dimana manfaatnya telah dirasakan, seperti pada saat Covid-19, beberapa waktu lalu. Demikian juga ketika El Nino, peserta dapat tunjangan.
“Ini merupakan program satu-satunya di NKRI. Karena doi tempat lain masih studi banding, tetapi Sulut sudah jalan selama 5 tahun,” ungkapnya.
Selain itu, Gubernur menyampaikan kepada seluruh tokoh agama yang hadir, bahwa seluruh pekerja sosial keagamaan, dapat merasakan manfaatnya. Karena asuransi tersebut, mencakup kecelakaan kerja dan kematian.
“Manfaat akan dirasakan oleh keluarga, makanya program ini harus disampaikan agar Pelsus tahu persis. Karena program ini, sifatnya asuransi yang memproteksi. Jadi anak-anak yang ditinggalkan nanti, dapat lanjut sekolah. Karena program disiapkan untuk yang hidup,” sebut Olly.
Masuk di tahun politik yang akan memilih figur pemimpin, warga jemaat dan masyarakat Sulut diimbau untuk memilih calon pemimpin yang sepak terjangnya adalah pengayom. Bukan sebaliknya, pemimpin yang memiliki karakter buruk. Di mana Olly mengibaratkannya dengan karakter Herodes.
“Pada kisah Natal diceritakan tentang berbagai karakter, yang manakah yang akan kita pilih, karakter Yesus, Maria, Yusuf, Orang Majus atau Herodes. Pilihan itu ada pada kita,” tukasnya.
Tahun 2024 sebagai tahun politik, ungkap Olly akan menentukan arah NKRI maju ke depan, yakni dari Sabang sampai Merauke, apalagi Sulut menjadi pintu gerbang di Pasifik.
“Di tahun 2024 ini, jangan sampai kita salah pilih. Minta Tuhan berikan hikmat untuk memilih pemimpin yang tepat. Hati-hati juga, karena saat ini, banyak orang yang babuju (merayu-red) karena memang musim tahun politik. Nah, sebagai pemuka agama dan pemimpin, pilihlah bukan karena politik identitas,” tegas Olly.
Sebagai pemimpin agama, Olly mengajak untuk tidak takut menceritakan tentang kebenaran. “Kalau kita tidak mau menceritakan kebenaran, sebenarnya kita sudah jatuh ke dalam dosa. Seperti yang terjadi di Taman Eden, di mana Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, karena tidak mau menceritakan kebenaran,” tukasnya sembari menambahkan bahwa Allah telah mengirim Tuhan Yesus untuk mendamaikan hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Olly juga mengingatkan para pelsus untuk sama-sama menjaga keutuhan organisasi GMIM. “Jaga kelembagaan, tidak mementingkan kepentingan pribadi. Pelsus dan Pendeta harus jaga organisasi GMIM dengan baik. Bagaimana GMIM sudah berjalan dengan track yang ditentukan. Bahkan menjaga kerja sama yang baik antara pemerintah dan gereja,” jelasnya.
Kalau kembali direfleksi, rinci Olly, para Pendeta dan Guru Agama sebagai pembawa firman dan saluran berkat bagi jemaat di lingkup GMIM, maka ini menjadi tugas bersama, sehingga GMIM menjadi tonggak penjaga di pintu gerbang Asia Pasifik. “Apalagi kerja sama dengan geraja di luar negeri saat ini, sudah mulai berdampak positif,” sebutnya.
Khusus untuk pembangunan Christian Center, Olly juga menyampaikan akan kembali dilanjutkan, setelah adanya kucuran bantuan dari pusat.
“Pembangunan Christian Center dengan dana Rp160 Miliar, kembali akan dilanjutkan, karena tidak mungkin berharap APBD, karena anggaran memang defisit. Tetapi ada mujizat, karena Menkeu memberikan kucuran dana sehingga pekerjaan dapat dilakukan,” katanya.
Di akhir arahannya, Olly mengajak pemimpin umat untuk saling mendukung program agar dapat dijalankan.
“Untuk terus bersinergi dan bergotong royong membangun Bumi Nyiur Melambai,” pungkasnya.
Advetorial / Dinas Kominfo Sulut