Greivance Lumoindong Ikut Pesta Adat Tulude Bersama Warga Batu Putih Bawah Bitung

Kabar-online, Bitung- Jumat 2 Februari 2024, Greivance Gilbert Lumoindong (GGL) politisi muda PDIP, caleg DPRD provinsi Sulut dapil Minut-Bitung nomor urut 8, turut menghadiri pesta adat Tulude masyarakat Kelurahan Batu Putih Bawah, Kota Bitung. 

Acara juga dihadiri Pemerintah Kelurahan, beserta tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, serta tokoh agama.

Dalam pemberitaan Firman Tuhan masyarakat diingatkan untuk selalu kuat dalam Tuhan, kuat dalam persaudaraan, kuat dalam tantangan kehidupan serta kuat dalam iman, agar masyarakat Nusa Utara mampu menolak segala yang jahat, mulai dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak membangun serta perbuatan-perbuatan yang merusak.

Sementara itu, GGL dalam sambutannya menyatakan kekagumannya atas keragaman budaya yang selalu dipertahankan masyarakat Sulut.

Grei yang dalam perjuangannya, tandem bersama politisi senior PDIP Wenny Lumentut, caleg DPR RI, mengingatkan untuk selalu menjauhkan diri dari budaya yang ‘terkhamiri’ dengan kuasa-kuasa kegelapan; serta juga selalu siap mengembangkan budaya dasar masyarakat Sulut, yaitu saling peduli, saling membantu, saling menjaga serta takut akan Tuhan, sambil selalu bersyukur akan kasih Tuhan yang selalu sempurna atas kita.

Masyarakat sungguh menikmati pesta adat Tulude yang sarat budaya serta makanan yang dibawa secara gotong-royong dengan motto dari torang voor torang, bahkan hingga malam masyarakat menikmati sukacita kebersamaan.

Pesta Tulude, adalah sebuah pesta rakyat; Tulude berasal dari bahasa Sangihe dari kata “Manulude” yang artinya “menolak”. Dahulu, upacara adat Tulude dilaksanakan pada tanggal 31 Desember, malam saat pergantian tahun. Saat itu sebuah perahu kecil terbuat dari kayu (tatolang) ditolak/dilepaskan ke tengah laut yang disertai dengan kata-kata atau ucapan bahwa segala sesuatu yang buruk telah dilepaskan ke tengah laut dan telah meninggalkan kehidupan manusia, dengan kata lain yaitu sebagai penolak bala. Masyarakat etnis Sangihe dan Talaud bukan hanya merayakan upacara ini di daerah mereka, akan tetapi sampai di daerah-daerah perantauan. Maksud dan tujuan pelaksanaan upacara ini yaitu sebagai media bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah kehidupan di tahun yang lalu dan menerima kehidupan di tahun yang baru serta selalu diberkati Tuhan.

Rilis